Rabu, Agustus 11, 2010

I Love Them; But I Have To Say Goodbye

Agustus 2010 ini baru berjalan 9 hari, belum sampai di pertengahan. Agustus 2010 ini cukup berat untuk dijalani. Agustus 2010 aku kehilangan 2 kucing kesayanganku.

Onzelawati Puspita Sari ; yah itu nama lengkapnya dan dia biasa di panggil Onzel.



Dia sudah kuadopsi dari kecil. Aku lupa bulan dan tanggalnya tetapi waktu itu tahun 2002. Aku mendengar kucing kecil yang mengeong kencang sekali dan tiada henti. Masih kuingat ketika itu kucoba mendekatinya untuk meraih dan memeluknya, dari kecil Onzel sudah membangun perlindungan dalam dirinya. Onzel kecil mencakarku karena berusaha melindungi diri, mungkin dia takut ketika aku hendak meraihnya. Akhirnya Onzel menjadi anggota di rumah kami, Onzel kucing yang lucu dan tidak kolokan. Bisa dibilang Onzel adalah kucing yang mandiri, Onzel tidak rakus. Onzel juga pintar, tidak pipis dan buang kotoran sembarangan. Onzel tumbuh menjadi kucing yang cantik, badannya panjang. Sesudah agak besar Onzel jarang ada di rumah, dia lebih sering bermain-main di beberapa rumah tetangga yang nampaknya sudah menjadi basecampnya (hingga akhir hayat hidupnya). Onzel suka datang bila jam makan yaitu pagi dan sore hari, tapi kadang-kadang di jam-jam yang tidak terduga dia suka datang hanya sekedar untuk berdiam diri sendirian (mungkin dia ingin menyantai sejenak di rumahnya sendiri). Onzel juga mengenal namanya, dia tahu bila dipanggil, kadang saya dan ibu suka memanggilnya bila melihat dia di jalan, dan dia akan segera mengikuti kami.

Hari Minggu 8 Agustus 2010 adalah hari terakhir Onzel berada di bumi. Tidak tahu jelas apa yang menimpanya (sekali lagi Onzel jarang berada di rumah). Memang sudah sekitar 1 minggu lebih Onzel tidak datang; saya dan ibu juga sudah mencarinya dan bertanya ke tetangga yang rumahnya menjadi basecamp Onzel, mereka hanya berkata "kemarinan sih ada". Hingga akhirnya ketika Ibu saya mencari lagi, terjawablah keberadaan Onzel. "Tante kucingnya udah mati, tuh disitu" ... Seketika itu saya dan Ibu sedih sekali. Sedih mengingat betapa menderitanya dia selama 1 minggu terakhir hingga akhirnya dia harus mengakhiri hidupnya.

Sabeno Wiyono; nama lengkap yang saya berikan. Biasa dipanggil Beno.


Saya lupa persisnya tahun berapa Beno bersama kami. Kalau tidak salah sama seperti Gonzel sekitar tahun 2002. Beno kecil waktu itu tidak sendirian, dia bersama dengan Saudaranya. Saudaranyalah yang lebih sering berusaha mendekati kami, Beno kecil hanya diam saja, namun mata Beno kecil menatap kami penuh iba. Saudara Beno kecil tidak berumur panjang, tidak lama mereka datang ke lingkungan sekitar rumah dia meninggal. Tinggallah Beno seorang diri. Waktu itu sebenarnya kami sudah berniat tidak ingin menambah jumlah kucing kami yang sudah cukup banyak. Tapi rasa kasihan dan tatapan iba Beno kecil mengalah semua itu. Akhirnya kami mengadopsi Beno kecil.

Beno kecil bertumbuh menjadi kucing yang manis dan agak penakut dan protektif. Namun Beno tahu bahwa di rumah itu dia memperoleh kasih sayang. Beno kecil kucing yang pintar dia tidak pipis dan buang air besar sembarangan, sama dengan Gonzel, Beno pun tidak rakus. Beno walaupun jantan dia bukan kucing yang suka berkelahi. Ada anak tetangga yang sayang sekali sama Beno, namanya Nissa. Jadi selama hidunya Beno mempunyai 2 rumah yaitu di rumah saya dan Nissa. Nissa sayang sekali sama Beno, kerap menggendong Beno dan kalau malam pun bila mau tidur dia suka minta Beno berada di dekatnya, jadi kalau malam Beno lebih sering berada di rumah Nissa.

Memang selama hidup Beno sudah beberapa kali sakit dan mampu bertahan hidup. Tapi sakit yang dideritanya selama 1 minggu terakhir ini cukup berat bagi tubuhnya; Beno tidak mau makan hanya minum saja (maafkan aku Beno yang tidak bisa (bukan tidak mau) membawa mu ke RSH ataupun Dokter Hewan). Dan hari ini 9 Agustus 2010 Beno pun meninggal dunia, sehari sesudah Onzelawati. Beno meninggal di rumahnya sendiri. Dia pulang dengan lemas dan tidak lama dia meninggal.

Onzel dan Beno dikubur berdekatan. Mereka di kubur di satu lokasi kuburan dimana Tabah berada (Tabah meninggal bulan Juni 2010). Aku sedih mengapa kucing-kucingku yang baik harus cepat pergi. Mengapa bukan kucing-kuicng yang liar itu, yang selama ini numpang makan di rumah.

Pusi, Tommy, Nito, BJ, Tabah, Onzel, Beno dll yang sudah berkumpul di Rainbow Bridge. Mereka sekarang sudah tidak merasakan sakit, mereka berkumpul dalam kebahagiaan.

_Vini_
Yang selalu menyayangi kalian.